OSIS 2008 -2009

6 bulan lebih. Aku sudah 6 bulan lebih tak merasakan lelah itu, tak merasakan bingung itu, tak merasakan khawatir itu. Tak ada brainstorming itu lagi.

Hey, apa kabar kalian?

Masih ingatkah kalian saat-saat kita rapat dulu? Saat-saat aku sok-soknya nyuruh ini itu. Sok-soknya nentang ini itu. Sok-soknya marah-marah ini itu. Saat aku SMS panjang gak karuan, cuma buat bilang rapat atau terima kasih. Saat aku maksa-maksa brain storming, rapat koordinasi, dan hal-hal baru lain. Saat-saat rapat bersama, ketinggalan pelajaran. Saat-saat OSIS?

Kawan, aku hanya ingin menulis kenanganku sama kalian. Hanya merindukan sosok-sosok yang sudah membentuk diriku, yang tak pernah akan kulupakan. I miss all of u.

Ukh Kun : Antara panutan sama tangan kanan. Ketua paling terpercaya. Kalau ada masalah pasti ana minta sarannya ke anti..:D Walaupun lebih muda setahun, pikirannya kayak lebih tua setahun. Super dewasa. Great leader. Alhamdulillah ada ketua sekaliber anti yang bantuin. Kalo gak, gak tahu deh jadinya gimana OSIS kita.he..:D

Rizal : Most supportive award deh. Selalu supportive dimana-mana. Mood maker barengan sama Okky. Selalu belajar dan belajar untuk maju. Keinginan kuat, visi jelas. Badan apalagi. Hehe, just kidding zal.. Great ways buat menyeimbangi Kun yang serius.

Deny : Ketua favorit. Sangat spontan. Kadang-kadang nyebelin banget, tapi lebih sering sangat membantu. Teguh, keinginan kuat. Gak gampang putus asa. Paling berani. Salut deh Den..:D

Fathir : Proyek Ketua kelas 1. Struggling most of the year. Keinginan, visi, dan confident sangat kuat. Contoh energi yang sangat baik bagi para ketua. Kurang tenang, tapi ditutupi dengan skill dan keberanian. Good job.:D

Chelsea : Rajin. Sangat rajin, manutan. Korban marah-marah. ;P Tahan banting atas masalah, lini depan dari kelas satu. Kerjanya excellent, great ideas, persistent. Sangat membantu saat banyak masalah, great organizer. Kadang-kadang kurang membawa diri aja di tengah senior2..:D Proyek sekum yang sukses besar. Excellent job, ukhti.

Deasy : Korban kejahatan. Paling sering nangis habis aku marah-marah. Tapi paling cepat recover dan bekerja. Sangat tanggap, manutan, rajin. Santai, hampir seperti Decy, lagaknya kayak gak tau apa-apa. Contoh yang baik untuk tetap tenang dalam masalah. Awesome, des.

Rohma : Korban marah-marah juga. Jiwanya pemberontak kayaknya, ngelawan mulu. Tapi akhirnya kerjanya pasti selesai. Spesialis double tasking- bendahara/sekretaris. Menampung tekanan dengan baik. Santai, tanggap, cekatan. Proyek kelas 1 yang sukses. Excellent, ma.:D

Kus : Inti paling favorit dan multitalented. Super supportive seperti Rizal. Excellent thinker seperti Kun. Rajin seperti Chelsea. Selalu belajar dan memberi contoh yang baik bagaimana membangun kekeluargaan. Penasehat tak resmi. Skill as bendahara, amazing. Good thing I chose you.:D
Sidiq : Vision, confident, connection. Pekerja keras. Selalu belajar dan mengambil hikmah. Manutan, berpikir logis. Tanggap, efisien, cekatan. Excellent person to work in an organization. Bangga akhirnya kau jadi ketos.
Good job, boy.:D

Okky : dengan giatnya jadi SKI ‘dadakan’, ini itu kontak sini situ sama SKI, buat hampir semua kegiatan. Spesialis sie peralatan sama Baba n Anggi. Great helper di sana-sini. Rajin dan berani. Great people to work with..:D

Titus : masih merasa dibilang ‘gak cah OSIS’?he..:P. Penyegar suasana. Kerja hampir flawless di sekbidnya.

Cil : lancar-lancar aja kegiatannya, kebanyakan malah di sekbid lain.he. Great job mbak cil. Hampir kerja di semua bidang, ya nggak?

Decy : howah-howoh ae. Lagaknya gak tau ini itu. Kerjanya dimana-mana juga. Semangat tinggi, thanks buat Pamer, tetep berusaha sampai titik akhir. Sukses buat tahun ini ya!

Anggi : Mas cool. Efisien n efektif, tanggap, tenang. Jarang banget panic. Saran-saran dan ide-idenya cemerlang. Tenang kalau bekerja sama kau, nggi. Study tournya sukses besar, makasih ya..kapan-kapan jalan bareng lagi sama mas-mas BMR.

Fathia : Mbak kalem. Tenang, manutan lagi. Great organizer. Great coordinator. Sabar, cermat, tajam. Skill komunikasi yang sangat baik, ke para ketua dan inti. Great great job. MOSnya keren. :D

Teguh : Penasehat gak resmi nih kau. Pikiran cemerlang, banyak membantu di sana-sini. Sama kayak namamu, kau juga teguh. Selalu berkomunikasi dengan sangat baik dalam
bekerja. Memory book, bukti ketangguhanmu. Sip!

Ela : Haha, mbak panikan. Satu dari dua kabid yang paling menakutkan. :P. Gampang marah dan ngambek. Tapi kalau udah bener-bener kerja, determinasi luar biasa, dan manutan. Kadang-kadang terlalu manut deh. ICT, aku yang salah, kamu yang menyelamatkan. Thanks ya, you go girl!

Baba : Cekatan, tanggap, efisien, efektif. Satu tipe sama anggi nih, mas baba, he. Kabid paling keren, paling mandiri. Perasaan Liga Smada aku cuma bantu arahan doang deh. Udah jadi sendiri tiba2, he..:D

Lely : Hadeh, sampai juga deh. Hehe, just kidding. Salah satu kabid paling talented. Dan juga paling menakutkan. He.. Gampang marah dan ngambek. Posisi terbalik di BIAS. Kamu yang nyuruh2 to lel? ..:D Tau apa yang harus dilakukan tanpa diberitahu, cuman gampang ngambek aja..he.:P

Aku sendiri : Selalu marah-marah sini situ. Selalu bikin rapat panjang. Selalu bilang masalah motivational. Ngurusin hal-hal gak penting. Gampang panikan. Gak ada kharisma. Tapi keinginan kuat, visi nya juga. Selalu ingin memperbaiki diri. he..:D

Aku rindu bekerja bersama kalian. Aku rindu perasaan menjadi di tengah orang-orang terbaik yang membantuku menjalankan OSIS. Aku rindu menjadi bagian dari sebuah keluarga. Aku rindu kalian, keluargaku di sekolah.:D

Capek nulis,:P series lanjutannya buat anak2 OSIS yang lain. Tunggu aja..:D

Read Users' Comments (0)

Live

Saya bersyukur, saya diberi kesempatan ini, mendapat pengalaman sebagai siswa pertukaran pelajar. Bukannya karena saya sudah bisa pergi ke Amerika Serikat, yang katanya negeri serba-segala itu. Bukan juga karena saya bisa mengalahkan ribuan peserta lain. Bukan juga karena saya bisa punya banyak teman bule, cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Bukan, bukan semua itu.
Tapi karena pengalaman ini, menambah satu lagi kelebihan saya.

Saya sekarang benar-benar hidup.

Live my life.

Mungkin terdengar klise, tapi percaya atau tidak, walaupun kita selama ini berpikir kita menikmati hidup, mungkin kita belum benar-benar meng’hidup’i hidup kita. Belum benar-benar hidup, as we supposed to.

Di masa-masa awal SD, saya merasa kalah, tak mendapat peringkat 1 di kelas. Saya bangun, saya melawan, dan saya menang.
Di masa SMP, saya merasa belum puas atas diri saya. Saya bangkit, saya mencoba, saya berhasil, saya kembali menang. Saya berjaya, malahan.
Di masa SMA, saya melihat kesempatan untuk lebih maju. Saya raih semua kesempatan itu, saya buka semua pintu yang ada. Saya masuki semua ruang yang tersisa untuk saya.
Tak mulus jalan saya kali ini, saya terpaksa harus menerima sedikit kekalahan.
Di sini saya mulai belajar. Bahwa gagal itu pedih. Bahwa kemenangan mereka itu mengesalkan.

Lalu di sinilah saya.
Amerika Serikat, negeri serba-segala. Segala apapun jua ada di sini. Segala kesempatan yang ada tersedia di sini.
Tapi saya kalah. Bahkan sebelum menang.
Saya hanya berpura-pura menang, saya tak pernah benar-benar menang.
I am nothing.

Tapi di sini saya belajar.
Bahwa hidup adalah hidup. Hidup bukan untuk dikontrol, hidup adalah untuk dijalani. Terdengar simple, tapi sangat rumit.

Saya berhenti mencoba mengontrol hidup saya. Saya berhenti berusaha keras menjadi yang terbaik. Saya berhenti berusaha keras menjadi dia yang bisa ini dan dia yang bisa itu. Saya berhenti mencoba membuat orang-orang di sekitar saya menyukai saya. Saya berhenti berusaha keras membuat orang-orang di sekitar saya bahagia.
Saya berhenti berusaha bergerak. Saya berhenti berlari dalam hidup ini.

Saya duduk, berbaring.

Saya melihat, saya mendengar,

Saya merasakan.

Saya merasakan perasaan ‘terbaik’ itu. Saya merasakan apa yang bisa saya lakukan. Saya merasakan kasih dari orang-orang di sekitar saya. Saya merasakan kebahagiaan orang-orang di sekitar saya. Saya berhenti. Saya berhenti berlari.

Saya mengambil nafas.

Saya berhenti dari struggle.

Saya menjalani hari dengan senyum. Saya menyapa semua orang dengan ramah. Saya membayar biaya-biaya. Saya mengakui kesalahan-kesalahan saya. Saya mengungkapan kegundahan saya. Saya bilang, saya ‘iri’. Saya bilang, saya tidak ingin berpacaran. Saya minta maaf. Saya berlari mengejar bola. Saya mencoba hal-hal baru. Saya bilang “I’ll just do it.” Saya makan. Saya minum. Saya tidur. Saya tak berpikir. Saya menjalani apa yang harus dijalani. Saya mengatur jadwal. Saya memilih. Saya menghapus penyesalan. Saya berjalan. Saya serius. Saya tak banyak bicara. Saya tak peduli. Saya rindu rumah. Saya tak ingin pulang. Saya berkata jujur. Saya menulis notes. Saya spontan. Saya kehabisan kata-kata.

Live is not to be controlled by you. Stop controlling your life to be perfect. Instead, feel it. Feel the love from surround you. Feel that greatness, feel that happiness. Do what you do. Don't stop it. Don't be afraid.

Live your life.

Live it your way.

Face it, deal with it, get over it.


Live.

Read Users' Comments (0)